Review
Acara anda di media kan
anomali pers, karena setahu saya, terutama 20 tahun ini hampir tidak
terfikirkan apa yang dibutuhkan manusia oleh masyarakat oleh bangsa. Umumnya
pers dengan kapitalisasi informasi dan macam-macam itu adalah apa yang laku dan
menguntungkan bagi industrinya, tapi mereka tidak terlalu ingat bahwa ada yang
berbeda yang dibutuhkan manusia baik dalam kontek kemanusiaa, kebudayaan,
kenegaraan, perpolitikan, keagamaan, kan ada berbagai konteks sehingga itu
tercermin dari pilihan-pilihan - apa yang akan discover-system rubrikasinya.
Nah seharusnya acara-acara itu; anda menemukan manusia dan manusia menemukan
dirinya didalam acara anda. Kan selama ini mausia tidak di ingat, yang di ingat
itu caleg, artis, selebritis, mentri, presiden - tapi tidak dengan titik berat
kemanusiaan, titik berat rohani, titik berat kebudayaan. Karena sebenarnya ini
yang sekarang berlangsung pelanggaran serius terhadap idiologi pers.
Anda kan mencari yang
kira-kira dibutuhkan beneran oleh fikiran dan hati manusia. Dan itu tidak
difikirkan oleh kapitalisme. Kapitalisme memikirkan; saya ini laba yang
bagaimana, saya laba darimana, saya dapat apa. Maka yang ada menyangka-nyangka
terhadap kehidupan. Menyangka terhadap tokoh itu, kejadian itu. Ini mereka
sangka laku, ini tidak laku, ini marketable, ini tidak marketable. Ada yang
bener dan banyak yang salah juga.
Saya tidak termasuk ada
didalam dunia “pers”, tidak ada dalam dunia “publikasi”, ya adalah
sekali-sekali, ada satu persen dari kegiatan saya. Dan Alhamdulillah saya
marketable kok, bahkan tanpa saya ingin memasarkan diri, saya tidak mau
memasakan diri, dan saya bukan ingin laku dalam kehidupan ini. Seandainya saya
ini laku, saya tidak mau berjalan - karena saya mau laku atau karena saya laku.
Saya berjalan seperti anda, karena ada yang memanggil saya dari hati manusia,
ada yang memanggil saya dari fikiran manusia, terus mereka membentuk satu
formulasi pertemuan atau acara atau yang lainnya.
* Wawancara Cak Nun disebuah acara TVRI Jateng
Blogger Comment
Facebook Comment